Senin, 16 Mei 2016

KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP



KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

A. Klasifikasi
Klasifikasi makhluk hidup adalah pengelompokan makhluk hidup menjadi golongan-golongan atau unit-unit tertentu berdasarkan persamaan dan perbedaan cirinya.

B. Dasar Klasifikasi
1.  Berdasarkan Persamaan dan Perbedaan Ciri Morfologi
Coba amati ayam dan itik yang berada di lingkungan sekitar. Keduanya dikelompokkan dalam unggas karena adanya persamaan ciri-ciri morfologi. Namun, keduanya juga memiliki perbedaan sehingga ayam dan itik merupakan golongan yang berbeda.
2.  Berdasarkan Peranannya bagi Kehidupan Manusia
Pengelompokan makhluk hidup dapat dilakukan berdasarkan peranannya bagi kehidupan manusia, yaitu menguntungkan, merugikan, atau dapat juga berdasarkan fungsinya. Klasifikasi tersebut dapat dilakukan oleh siapa saja asalkan dasar pengelompokan tersebut jelas. Contoh, padi, jagung, singkong, dan sagu dikelompokkan dalam tumbuhan sumber bahan pangan.
3.  Berdasarkan Ciri Anatomi Suatu Makhluk Hidup
Klasifikasi berdasarkan ciri anatomi lebih ditekankan pada ciri-ciri yang terdapat pada organ tubuh makhluk hidup atau pada struktur tubuhnya. Sebagai contoh, klasifikasi berdasarkan anatomi batang tumbuhan, yaitu tumbuhan yang memiliki kambium, contoh jambu, mangga, dan rambutan serta tumbuhan yang tidak memiliki kambium, contoh jagung, padi, dan rumput.
4.  Berdasarkan Ciri Biokimia
Sifat biokimia dimulai dari tingkat molekul, DNA, dan membran sel yang dapat digunakan sebagai dasar pengelompokan, contoh klasifikasi makhluk hidup berdasarkan penyusun membran sel. Jika memiliki membran sel tersusun atas lipoprotein, suatu makhluk hidup dikelompokkan dalam sel hewan. Jika membran selnya tersusun atas selulosa maka makhluk hidup dikelompokkan dal sel tumbuhan.

C. Tujuan dan Manfaat Klasifikasi
            Tujuan klasifikasi makhluk hidup adalah sebagai berikut :
1.  Mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup agar mudah dikenali.
2. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri yang dimiliki.
3. Melihat hubungan kekerabatan antaranggota kelompok makhluk hidup dalam klasifikasi tersebut. Makin banyak persamaan satu golongan dengan golongan lain, makin dekat hubungan kekerabatan kedua golongan tersebut, begitu juga sebaliknya.
4. Mengurutkan proses perkembangan suatu makhluk hidup berdasarkan hubungan kekerabatannya dengan golongan yang lain.
Adapun manfaat klasifikasi makhluk hidup adalah sebagai berikut :
1. Menyederhanakan Objek Studi.
Apabila kita akan mempelajari sesuatu tidak perlu semua makhluk hidup yang ada di muka bumi diteliti satu per satu, cukup dengan sampel dari objek tersebut yang dianggap sudah mewakili semua. Misal, untuk mempelajari serangga, kita dapat mempelajari belalang dengan karakteristik yang mewakili serangga tersebut.
2. Mengetahui Hubungan Kekerabatan Antarmakhluk Hidup.
Dengan melihat klasifikasi tersebut dapat diketahui hubungan kekerabatan makhluk hidup. Misal, ayam lebih dekat hubungan kekerabatannya dengan itik dibandingkan dengan ular.

D. Tahap-tahap Klasifikasi
Tahapan klasifikasi meliputi :
1.  Pencandraan
Pencandraan atau identifikasi adalah pengamatan ciri-ciri makhluk hidup. Hal-hal yang diamati meliputi morfologi, anatomi, fisiologi, kromosom, dan tingkah laku.
2.  Pengelompokan
Setelah pencandraan, langkah selanjutnya adalah mengelompokkan makhluk hidup yang memiliki banyak kesamaan dalam kelompok yang sama.
3.  Pemberian Nama
Selanjutnya kelompok yang sama tersebut diberi nama untuk mempermudah dalam mengenal ciri-ciri makhluk hidup tersebut.

E. Kunci Determinasi
Kunci determinasi digunakan untuk mencari nama hewan atau tumbuhan yang belum diketahui. Aturan dalam kunci determinasi adalah membandingkan ciri-ciri morfologi organisme yang berlawanan. Kunci determinasi disebut juga kunci dikotomi. Artinya, apabila suatu organisme memiliki ciri-ciri yang satu, berarti ciri yang lain pasti akan gugur.

F. Macam Sistem Klasifikasi
Ada beberapa macam sistem klasifikasi, diantaranya sebagai berikut :
1. Sistem Klasifikasi Alami
Sistem klasifikasi alami adalah pengelompokan organisme berdasarkan banyaknya persamaan ciri morfologi yang dimiliki. Pengamatan dilakukan menggunakan mata telanjang dengan mengamati bentuk luar tubuh suatu makhluk hidup, antara lain warna, ukuran tubuh, bentuk daun, bentuk paruh, bentuk kaki, dan bentuk batang. Penganut sistem ini adalah Aristoteles (384-322 SM), seorang ahli filsafat dari Yunani yang mengelompokkan tumbuhan berdasarkan jumlah kotiledon, ada tidaknya mahkota bunga, dan letak bakal buah. Selain itu, juga ada Theophrastus (370-285 SM) yang disebut bapak Botani. Karya ilmiahnya yang berjudul “History of Plants” berisi pembagian dunia tumbuhan menjadi empat kelompok, antara lain :
a. Pohon, yaitu tumbuhan yang memiliki batang berkayu, misal pohon jambu dan pohon mangga.
b. Semak atau perdu, yaitu tumbuhan berkayu yang memiliki banyak ranting dan bercabang pendek, misal tanaman pagar.
c. Setengah semak atau setengah perdu, yaitu tumbuhan yang berbatang rendah dengan percabangan yang banyak dan mudah patah, misal tanaman cabai dan tanaman melati
d. Herba atau terna, yaitu tumbuhan yang memiliki batang berair atau berbatang lunak, misal tanaman bayam, kangkung, sawi.
Kelebihan sistem ini adalah identifikasinya mudah dan relatif stabil karena tidak akan berubah oleh perubahan perkembangan pengetahuan.
2. Sistem Klasifikasi Buatan
Sistem klasifikasi buatan adalah pengelompokan makhluk hidup yang didasarkan atas adanya persamaan ciri morfologi, alat reproduksi, lingkungan tempat tumbuh, dan daerah penyebarannya tanpa memperhatikan kesamaan struktur yang mungkin memperlihatkan hubungan kekerabatan. Penganut sistem ini adalah John Ray (1627-1705), seorang naturalis dari Inggris. Klasifikasi ini kurang teratur dan tidak disertai dengan tata nama. Kelebihannya adalah semua orang dapat melakukan pengelompokan makhluk hidup dengan menentukan sendiri aturan yang digunakan.
3. Sistem Klasifikasi Filogenik
Sistem klasifikasi filogenik adalah pengelompokan berdasarkan jauh dekatnya hubungan kekerabatan antartakson atau kelompok. Penganut sistem ini adalah Charles Robert Darwin (1859). Kelebihan sistem ini adalah dapat diketahui adanya hubungan filogenik antarorganisme yang berbeda dalam satu kelompok dan banyak informasi yang dapat diperoleh.

G. Klasifikasi Menurut Carolus Linnaeus
Carolus Linnaeus atau Carl Von Linne (1707-1778) adalah seorang sarjana kedokteran dan botani dari Swedia yang menganut sistem klasifikasi buatan. Linnaeus menyatakan bahwa organisme yang memiliki persamaan paling banyak digolongkan dalam tingkatan yang sama.
Sistem ini mengenal adanya tingkatan pengelompokan makhluk hidup yang disebut takson. Anggota-anggota dalam tingkatan takson yang makin tinggi mempunyai persamaan makin sedikit. Sebaliknya, makin rendah tingkatan takson, makin banyak persamaannya. Urutan tingkatan atau takson dari tinggi ke rendah adalah kingdom (kerajaan), phylum (filum) untuk hewan dan divisio (divisi) untuk tumbuhan, class (kelas), ordo (bangsa), familia (suku), genus (marga), species (jenis).

Berikut adalah contoh klasifikasi hewan dan tumbuhan menurut Linnaeus.
HEWAN
TAKSON
TUMBUHAN
Animalia
Kingdom
Plantae
Chordata
Phylum / Divisio
Spermatophyte
Vertebrata
Subphylum / Subdivisio
Angiosperm
Mammalia
Class
Dicotyledoneae
Theria
Ordo
Rutales
Marsupialia
Familia
Rutaceae
Marcapus
Genus
Citrus
Marcapus kangaroo
Spesies
Citrus macrocarpa

Linnaeus juga mempelopori cara pemberian nama makhluk hidup menggunakan sistem penamaan yang dikenal dengan sistem binomial nomenklatur (sistem tata nama ganda). Disebut sistem tata nama ganda karena pemberian nama jenis makhluk hidup selalu menggunakan dua kata (nama genus dan spesies). Aturan pemberian nama tersebut adalah sebagai berikut :
a. Nama ilmiah makhluk hidup ditulis dalam bahasa Latin atau bahasa asing yang dilatinkan. Misal, nama ilmiah melinjo adalah Gnetum gnemon yang berasal dari bahasa Melayu gnemu.
b. Setiap nama jenis terdiri atas dua kata. Kata pertama menunjukkan genus, sedangkan kata kedua menunjukkan spesies.
c. Huruf pertama pada kata pertama ditulis huruf kapital, sedangkan huruf pertama pada kata kedua ditulis huruf kecil. Contoh, nama ilmiah harimau adalah Felis tigris dan nama ilmiah padi adalah Oryza sativa.
d. Nama jenis makhluk hidup dicetak miring, misal Oryza sativa, atau dapat juga diberi garis bawah, misal Oryza sativa.
e. Nama varietas ditulis sebagai kata ketiga, misal Oryza sativa glutinosa, yaitu nama lain padi varietas ketan.

H. Alternatif Sistem Klasifikasi
Beberapa alternatif sistem klasifikasi adalah sistem dua kingdom, sistem tiga kingdom, sistem empat kingdom, sistem lima kingdom, dan sistem enam kingdom.
1. Sistem Dua Kingdom
a. Kingdom Animalia (Dunia Hewan)
Kingdom animalia adalah kelompok makhluk hidup yang tidak dapat membuat makanan sendiri, memerlukan organisme lain sebagai makanannya, dan dapat melakukan gerak berpindah tempat.
b. Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan)
Kingdom plantae adalah kelompok makhluk hidup yang dapat membuat makanan sendiri dengan bantuan sinar matahari, mengubah senyawa anorganik menjadi senyawa organik, tidak dapat berpindah tempat meskipun dapat melakukan gerak yang terbatas.
2. Sistem Tiga Kingdom
Sistem tiga kingdom disusun berdasarkan cara makhluk hidup memperoleh makanan. Dikemukakan oleh Ernst Haeckel (Jerman) pada tahun 1866. Sistem ini terdiri atas :
a. Kingdom Protista
Kingdom protista meliputi mikroorganisme dengan ciri menyerupai hewan, tumbuhan, dan jamur.
b. Kingdom Plantae
Kingdom plantae meliputi makhluk hidup autotrof yang dapat melakukan fotosintesis, yaitu mengubah senyawa anorganik menjadi senyawa organik dengan bantuan sinar matahari.
c. Kingdom Animalia
Kingdom animalia meliputi makhluk hidup fagotrof, yaitu organisme heterotrof yang menelan makanan dalam bentuk padat.
3. Sistem Empat Kingdom
Sistem empat kingdom dikemukakan oleh Robert Whittaker (1959). Sistem ini terdiri atas :
a. Kingdom Monera
Anggotanya meliputi organisme yang memiliki inti sel tidak terbungkus membran (prokariota), artinya inti sel masih berhamburan di dalam sitoplasma (cairan sel), contoh ganggang biru dan bakteri.
b. Kingdom Fungi
Anggotanya meliputi makhluk hidup yang memperoleh nutrisi dengan cara menguraikan bahan-bahan organik dan mengambil senyawa yang dihasilkan dari penguraian tersebut untuk kelangsungan hidupnya.
c.  Kingdom Plantae
Anggotanya meliputi Thallophyta (tumbuhan yang tubuhnya tidak terdiferensiasi atas batang, daun, dan akar) dan Kormophyta (tumbuhan yang sudah dapat dibedakan atas akar, batang, dan daun).
d. Kingdom Animalia
Anggotanya meliputi hewan yang tidak bertulang belakang (Invertebrata) dan hewan bertulang belakang (Vertebrata).
4. Sistem Lima Kingdom
a. Kingdom Monera
Anggotanya meliputi kelompok makhluk hidup yang memiliki ciri bersel satu dan inti sel tidak memiliki membran (termasuk prokariota) Kingdom ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Archaebacteria dan Eubacteria.
b. Kingdom Protista
Anggotanya meliputi makhluk hidup tingkat rendah yang termasuk eukariota (memiliki inti sel yang telah bermembran) dan uniseluler.
c.  Kingdom Fungi
Anggotanya meliputi organisme eukariotik heterotrof, memiliki hifa, tidak berklorofil, penyusun dinding selnya dari zat kitin, dan cara reproduksinya dengan membentuk spora seksual dan aseksual. Jamur terdiri atas Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota.
d. Kingdom Plantae
Anggotanya meliputi makhluk hidup yang memiliki klorofil untuk melakukan fotosintesis, yaitu Bryophyta (lumut), Pteridophyta (paku), dan Spermatophyta (tumbuhan berbiji).
e. Kingdom Animalia
Anggotanya meliputi makhluk hidup heterotrof yang tersusun atas banyak sel (multisel). Kingdom Animalia terdiri atas hewan tingkat rendah sampai tingkat tinggi yaitu Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan Chordata.
5.  Sistem Enam Kingdom
Pada hakikatnya sistem enam kingdom sama dengan sistem lima kingdom, hanya saja kingdom monera dibagi menjadi dua lagi sehingga menjadi Archaebacteria, Eubacteria, Protista, Fungi, Plantae dan Animalia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar