KLASIFIKASI MAKHLUK
HIDUP
A. Klasifikasi
Klasifikasi makhluk hidup adalah
pengelompokan makhluk hidup menjadi golongan-golongan atau unit-unit tertentu
berdasarkan persamaan dan perbedaan cirinya.
B. Dasar Klasifikasi
1. Berdasarkan Persamaan dan Perbedaan
Ciri Morfologi
Coba
amati ayam dan itik yang berada di lingkungan sekitar. Keduanya dikelompokkan
dalam unggas karena adanya persamaan ciri-ciri morfologi. Namun, keduanya juga
memiliki perbedaan sehingga ayam dan itik merupakan golongan yang berbeda.
2. Berdasarkan Peranannya bagi Kehidupan
Manusia
Pengelompokan
makhluk hidup dapat dilakukan berdasarkan peranannya bagi kehidupan manusia,
yaitu menguntungkan, merugikan, atau dapat juga berdasarkan fungsinya.
Klasifikasi tersebut dapat dilakukan oleh siapa saja asalkan dasar
pengelompokan tersebut jelas. Contoh, padi, jagung, singkong, dan sagu
dikelompokkan dalam tumbuhan sumber bahan pangan.
3. Berdasarkan Ciri Anatomi Suatu
Makhluk Hidup
Klasifikasi
berdasarkan ciri anatomi lebih ditekankan pada ciri-ciri yang terdapat pada
organ tubuh makhluk hidup atau pada struktur tubuhnya. Sebagai contoh,
klasifikasi berdasarkan anatomi batang tumbuhan, yaitu tumbuhan yang memiliki
kambium, contoh jambu, mangga, dan rambutan serta tumbuhan yang tidak memiliki
kambium, contoh jagung, padi, dan rumput.
4. Berdasarkan Ciri Biokimia
Sifat
biokimia dimulai dari tingkat molekul, DNA, dan membran sel yang dapat
digunakan sebagai dasar pengelompokan, contoh klasifikasi makhluk hidup
berdasarkan penyusun membran sel. Jika memiliki membran sel tersusun atas
lipoprotein, suatu makhluk hidup dikelompokkan dalam sel hewan. Jika membran
selnya tersusun atas selulosa maka makhluk hidup dikelompokkan dal sel
tumbuhan.
C. Tujuan dan Manfaat Klasifikasi
Tujuan klasifikasi makhluk hidup
adalah sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan ciri-ciri makhluk
hidup agar mudah dikenali.
2. Mengelompokkan makhluk hidup
berdasarkan persamaan ciri yang dimiliki.
3. Melihat hubungan kekerabatan
antaranggota kelompok makhluk hidup dalam klasifikasi tersebut. Makin banyak
persamaan satu golongan dengan golongan lain, makin dekat hubungan kekerabatan
kedua golongan tersebut, begitu juga sebaliknya.
4. Mengurutkan proses perkembangan suatu
makhluk hidup berdasarkan hubungan kekerabatannya dengan golongan yang lain.
Adapun manfaat klasifikasi makhluk hidup adalah sebagai berikut :
Adapun manfaat klasifikasi makhluk hidup adalah sebagai berikut :
1. Menyederhanakan Objek Studi.
Apabila
kita akan mempelajari sesuatu tidak perlu semua makhluk hidup yang ada di muka
bumi diteliti satu per satu, cukup dengan sampel dari objek tersebut yang
dianggap sudah mewakili semua. Misal, untuk mempelajari serangga, kita dapat
mempelajari belalang dengan karakteristik yang mewakili serangga tersebut.
2. Mengetahui Hubungan Kekerabatan
Antarmakhluk Hidup.
Dengan
melihat klasifikasi tersebut dapat diketahui hubungan kekerabatan makhluk
hidup. Misal, ayam lebih dekat hubungan kekerabatannya dengan itik dibandingkan
dengan ular.
D. Tahap-tahap Klasifikasi
Tahapan klasifikasi meliputi :
1. Pencandraan
Pencandraan
atau identifikasi adalah pengamatan ciri-ciri makhluk hidup. Hal-hal yang
diamati meliputi morfologi, anatomi, fisiologi, kromosom, dan tingkah laku.
2. Pengelompokan
Setelah
pencandraan, langkah selanjutnya adalah mengelompokkan makhluk hidup yang
memiliki banyak kesamaan dalam kelompok yang sama.
3. Pemberian Nama
Selanjutnya
kelompok yang sama tersebut diberi nama untuk mempermudah dalam mengenal
ciri-ciri makhluk hidup tersebut.
E. Kunci Determinasi
Kunci determinasi digunakan untuk
mencari nama hewan atau tumbuhan yang belum diketahui. Aturan dalam kunci
determinasi adalah membandingkan ciri-ciri morfologi organisme yang berlawanan.
Kunci determinasi disebut juga kunci dikotomi. Artinya, apabila suatu organisme
memiliki ciri-ciri yang satu, berarti ciri yang lain pasti akan gugur.
F. Macam Sistem Klasifikasi
Ada beberapa macam sistem
klasifikasi, diantaranya sebagai berikut :
1. Sistem Klasifikasi Alami
Sistem
klasifikasi alami adalah pengelompokan organisme berdasarkan banyaknya
persamaan ciri morfologi yang dimiliki. Pengamatan dilakukan menggunakan mata
telanjang dengan mengamati bentuk luar tubuh suatu makhluk hidup, antara lain
warna, ukuran tubuh, bentuk daun, bentuk paruh, bentuk kaki, dan bentuk batang.
Penganut sistem ini adalah Aristoteles (384-322 SM), seorang ahli filsafat dari
Yunani yang mengelompokkan tumbuhan berdasarkan jumlah kotiledon, ada tidaknya
mahkota bunga, dan letak bakal buah. Selain itu, juga ada Theophrastus (370-285
SM) yang disebut bapak Botani. Karya ilmiahnya yang berjudul “History of
Plants” berisi pembagian dunia tumbuhan menjadi empat kelompok, antara lain :
a. Pohon, yaitu tumbuhan yang memiliki
batang berkayu, misal pohon jambu dan pohon mangga.
b. Semak atau perdu, yaitu tumbuhan
berkayu yang memiliki banyak ranting dan bercabang pendek, misal tanaman pagar.
c. Setengah semak atau setengah perdu,
yaitu tumbuhan yang berbatang rendah dengan percabangan yang banyak dan mudah
patah, misal tanaman cabai dan tanaman melati
d. Herba atau terna, yaitu tumbuhan yang
memiliki batang berair atau berbatang lunak, misal tanaman bayam, kangkung,
sawi.
Kelebihan
sistem ini adalah identifikasinya mudah dan relatif stabil karena tidak akan
berubah oleh perubahan perkembangan pengetahuan.
2. Sistem Klasifikasi Buatan
Sistem
klasifikasi buatan adalah pengelompokan makhluk hidup yang didasarkan atas
adanya persamaan ciri morfologi, alat reproduksi, lingkungan tempat tumbuh, dan
daerah penyebarannya tanpa memperhatikan kesamaan struktur yang mungkin
memperlihatkan hubungan kekerabatan. Penganut sistem ini adalah John Ray
(1627-1705), seorang naturalis dari Inggris. Klasifikasi ini kurang teratur dan
tidak disertai dengan tata nama. Kelebihannya adalah semua orang dapat
melakukan pengelompokan makhluk hidup dengan menentukan sendiri aturan yang
digunakan.
3. Sistem Klasifikasi Filogenik
Sistem
klasifikasi filogenik adalah pengelompokan berdasarkan jauh dekatnya hubungan
kekerabatan antartakson atau kelompok. Penganut sistem ini adalah Charles
Robert Darwin (1859). Kelebihan sistem ini adalah dapat diketahui adanya
hubungan filogenik antarorganisme yang berbeda dalam satu kelompok dan banyak
informasi yang dapat diperoleh.
G. Klasifikasi Menurut Carolus Linnaeus
Carolus Linnaeus atau Carl Von Linne (1707-1778)
adalah seorang sarjana kedokteran dan botani dari Swedia yang menganut sistem
klasifikasi buatan. Linnaeus menyatakan bahwa organisme yang memiliki persamaan
paling banyak digolongkan dalam tingkatan yang sama.
Sistem ini mengenal adanya tingkatan
pengelompokan makhluk hidup yang disebut takson. Anggota-anggota dalam
tingkatan takson yang makin tinggi mempunyai persamaan makin sedikit. Sebaliknya,
makin rendah tingkatan takson, makin banyak persamaannya. Urutan tingkatan atau
takson dari tinggi ke rendah adalah kingdom (kerajaan), phylum (filum) untuk
hewan dan divisio (divisi) untuk tumbuhan, class (kelas), ordo (bangsa),
familia (suku), genus (marga), species (jenis).
Berikut adalah contoh klasifikasi
hewan dan tumbuhan menurut Linnaeus.
HEWAN
|
TAKSON
|
TUMBUHAN
|
Animalia
|
Kingdom
|
Plantae
|
Chordata
|
Phylum / Divisio
|
Spermatophyte
|
Vertebrata
|
Subphylum / Subdivisio
|
Angiosperm
|
Mammalia
|
Class
|
Dicotyledoneae
|
Theria
|
Ordo
|
Rutales
|
Marsupialia
|
Familia
|
Rutaceae
|
Marcapus
|
Genus
|
Citrus
|
Marcapus kangaroo
|
Spesies
|
Citrus
macrocarpa
|
Linnaeus juga
mempelopori cara pemberian nama makhluk hidup menggunakan sistem penamaan yang
dikenal dengan sistem binomial nomenklatur (sistem tata nama ganda). Disebut
sistem tata nama ganda karena pemberian nama jenis makhluk hidup selalu
menggunakan dua kata (nama genus dan spesies). Aturan pemberian nama tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Nama ilmiah makhluk hidup ditulis
dalam bahasa Latin atau bahasa asing yang dilatinkan. Misal, nama ilmiah
melinjo adalah Gnetum gnemon yang
berasal dari bahasa Melayu gnemu.
b. Setiap nama jenis terdiri atas dua
kata. Kata pertama menunjukkan genus, sedangkan kata kedua menunjukkan spesies.
c. Huruf pertama pada kata pertama
ditulis huruf kapital, sedangkan huruf pertama pada kata kedua ditulis huruf
kecil. Contoh, nama ilmiah harimau adalah Felis
tigris dan nama ilmiah padi adalah Oryza
sativa.
d. Nama jenis makhluk hidup dicetak
miring, misal Oryza sativa, atau
dapat juga diberi garis bawah, misal Oryza sativa.
e. Nama varietas ditulis sebagai kata
ketiga, misal Oryza sativa glutinosa,
yaitu nama lain padi varietas ketan.
H. Alternatif Sistem Klasifikasi
Beberapa alternatif sistem
klasifikasi adalah sistem dua kingdom, sistem tiga kingdom, sistem empat
kingdom, sistem lima kingdom, dan sistem enam kingdom.
1. Sistem Dua Kingdom
a. Kingdom Animalia (Dunia Hewan)
Kingdom
animalia adalah kelompok makhluk hidup yang tidak dapat membuat makanan
sendiri, memerlukan organisme lain sebagai makanannya, dan dapat melakukan
gerak berpindah tempat.
b. Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan)
Kingdom
plantae adalah kelompok makhluk hidup yang dapat membuat makanan sendiri dengan
bantuan sinar matahari, mengubah senyawa anorganik menjadi senyawa organik,
tidak dapat berpindah tempat meskipun dapat melakukan gerak yang terbatas.
2. Sistem Tiga Kingdom
Sistem
tiga kingdom disusun berdasarkan cara makhluk hidup memperoleh makanan.
Dikemukakan oleh Ernst Haeckel (Jerman) pada tahun 1866. Sistem ini terdiri
atas :
a. Kingdom Protista
Kingdom
protista meliputi mikroorganisme dengan ciri menyerupai hewan, tumbuhan, dan
jamur.
b. Kingdom Plantae
Kingdom
plantae meliputi makhluk hidup autotrof yang dapat melakukan fotosintesis,
yaitu mengubah senyawa anorganik menjadi senyawa organik dengan bantuan sinar
matahari.
c. Kingdom Animalia
Kingdom
animalia meliputi makhluk hidup fagotrof, yaitu organisme heterotrof yang
menelan makanan dalam bentuk padat.
3. Sistem Empat Kingdom
Sistem
empat kingdom dikemukakan oleh Robert Whittaker (1959). Sistem ini terdiri atas
:
a. Kingdom Monera
Anggotanya
meliputi organisme yang memiliki inti sel tidak terbungkus membran
(prokariota), artinya inti sel masih berhamburan di dalam sitoplasma (cairan
sel), contoh ganggang biru dan bakteri.
b. Kingdom Fungi
Anggotanya
meliputi makhluk hidup yang memperoleh nutrisi dengan cara menguraikan
bahan-bahan organik dan mengambil senyawa yang dihasilkan dari penguraian
tersebut untuk kelangsungan hidupnya.
c. Kingdom Plantae
Anggotanya
meliputi Thallophyta (tumbuhan yang tubuhnya tidak terdiferensiasi atas batang,
daun, dan akar) dan Kormophyta (tumbuhan yang sudah dapat dibedakan atas akar,
batang, dan daun).
d. Kingdom Animalia
Anggotanya
meliputi hewan yang tidak bertulang belakang (Invertebrata) dan hewan bertulang
belakang (Vertebrata).
4. Sistem Lima Kingdom
a. Kingdom Monera
Anggotanya
meliputi kelompok makhluk hidup yang memiliki ciri bersel satu dan inti sel
tidak memiliki membran (termasuk prokariota) Kingdom ini dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu Archaebacteria dan Eubacteria.
b. Kingdom Protista
Anggotanya
meliputi makhluk hidup tingkat rendah yang termasuk eukariota (memiliki inti
sel yang telah bermembran) dan uniseluler.
c. Kingdom Fungi
Anggotanya
meliputi organisme eukariotik heterotrof, memiliki hifa, tidak berklorofil,
penyusun dinding selnya dari zat kitin, dan cara reproduksinya dengan membentuk
spora seksual dan aseksual. Jamur terdiri atas Zygomycota, Ascomycota,
Basidiomycota, dan Deuteromycota.
d. Kingdom Plantae
Anggotanya
meliputi makhluk hidup yang memiliki klorofil untuk melakukan fotosintesis,
yaitu Bryophyta (lumut), Pteridophyta (paku), dan Spermatophyta (tumbuhan
berbiji).
e. Kingdom Animalia
Anggotanya
meliputi makhluk hidup heterotrof yang tersusun atas banyak sel (multisel). Kingdom
Animalia terdiri atas hewan tingkat rendah sampai tingkat tinggi yaitu
Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, Mollusca,
Arthropoda, Echinodermata, dan Chordata.
5. Sistem Enam Kingdom
Pada
hakikatnya sistem enam kingdom sama dengan sistem lima kingdom, hanya saja
kingdom monera dibagi menjadi dua lagi sehingga menjadi Archaebacteria,
Eubacteria, Protista, Fungi, Plantae dan Animalia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar